Senin, 15 Februari 2010

perbedaan swith dan hub

Menurut kamus inggris-indonesia, artikata switch adalah saklar, pindah, mengalihkan, menukar, atau merubah.

Materi BCMSN sangat berhubungan dengan alat yang satu ini. Biasanya aku manfaatin switch hanya sebagai perpanjangan dari keluaran interface router sehingga sampai pada koneksi ethernet dalam PC yang biasa digunakan di kantor. Untuk lebih mengenal dan memanfaatkannya maka kita harus lebih tahu dahulu tentang apa yang dimaksud dengan switch ini.

SWITCH : mempunyai fungsi sebagai peralatan layer 2 (datalink) yang digunakan untuk menghubungkan device / peralatan jaringan seperti pc, printer, hub dan router. Dalam konfigurasi awalnya, perangkat ini memiliki sebuah broadcast domain terhadap peralatan-peralatan yang terhubung dengannya. Masing-masing port bertindak sebagai sebuah colision domain yang terpisah.

HUB : berbeda dengan hub yang bekerja pada layer 1 (physical) dan memiliki sebuah broadcast dan collision domain untuk semua alat-alat yang terhubung padanya.

ROUTER : sedangkan fungsi router adalah peralatan layer 3 (network) yang digunakan untuk membuat dan menghubungkan segmen jaringan atau broadcast domain. Sebuah router harus dikonfigurasi sebelum trafik dapat melaluinya. Masing-masing interface membuat sebuah layer 3 segmen and therefore establish a border for the broadcast and collision domains untuk semua alat-alat dalam segmen tersebut.

Layer 2 switch dapat secara significant meningkatkan performansinya dalam sebuah jaringan Carrier Sense Multiple Access Collision Detect (CSMA/CD) ketika digunakan dalam hub. Hal ini karena masing-masing port switch merepresentasikan sebuah single collision domain dan peralatan yang terhubung pada port tersebut does not have compete / tandingan dengan alat lain untuk mengakses media.

Idealnya, setiap port dalam sebuah given network segment dihubungkan pada masing-masing port switch menjadi pemisah semua media contention / pendiri sebagai pengaturan hubungan trafik jaringan pada layer 2. Sebuah keuntungan tambahan dari layer 2 switching ini adalah pada broadcast domain yang luas dapat dipecah ke dalam segmen yang lebih kecil dengan menandai port-port switch pada segmen-segmen VLAN (Virtual LAN) yang berbeda.

Permasalahan-permasalahan jaringan pada layer 2 (datalink)

Dengan semua keuntungannya, beberapa kekurangan-kekurangan dapat terjadi dalam jaringan-jaringan switch yang tidak tersusun / nonhierarchical yaitu :

  • Jika switch tidak dikonfigurasi oleh VLAN, broadcast domain yang sangat besar akan terjadi
  • Jika VLAN-VLAN sudah dibuat, trafik tidak dapat berpindah antar VLAN menggunakan hanya peralatan layer 2 (butuh router nih)
  • Dengan perkembangan jaringan pada layer 2, potensi untuk terjadi bridge loop meningkat. Oleh karena itu, penggunaan sebuah Spanning Tree Protocol (STP) menjadi penting sekali.

Nah sekarang kita sudah mengetahui sekilas tentang apa dan bagaimana switch itu bekerja beserta kekurangan dan kelebihannya. Jadi dengan belajar materi BCMSN ini secara lebih lanjut memang tidak ada ruginya kalau aku dapat mengalokasikan lebih banyak waktuku, tenagaku, pikiranku dan danaku untuk akhirnya bisa lulus ujian module BCMSN ini dengan baik serta dapat pula mengaplikasikannya pada lingkungan kerja. Mudah-mudahan bisa terus konsisten amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar